Selasa, 29 November 2016

makalah Kurangnya Kedisiplinan Peserta Didik


MAKALAH INDIVIDU
Kurangnya Kedisiplinan Peserta Didik

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Surfe Permasalahan Bimbingan Dan Konseling” yang di ampu oleh Bapak Bekti Satriadi Suroso, M.Pd.


Disusun Oleh :

Novi Ria Ningsih        14130026


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
2016


KATA PENGANTAR

Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Surfe Permasalahan Bimbingan Dan Konseling.  dan tidak lupa Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai risalah bagi umat manusia seluruh alam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bekti Satriadi Suroso,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Surfe Permasalahan Bimbingan Dan Konseling di Fakultas Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. dan tak lupa kepada orang tua dan teman-teman yang sudah memberikan motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apapun.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.




Metro, September 2016

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                                                 i

Kata Pengantar                                                                                                ii

Daftar Isi   ....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
                                       
A.    Latar Belakang                                                                                      1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................  1
C.     Tujuan Penulis                                                                                       2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Disiplin.................................................................................... 3
B.     Penyebab Prilaku Tidak Disiplin.......................................................... 4
C.     Jenis-Jenis Disiplin................................................................................ 5
D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin....................................... 6       
E.     Tahapan-Tahapan Cara Memelihara Disiplin Kelas.............................. 7
F.      Ciri-Ciri Perilaku Disiplin..................................................................... 8
G.    Dampak Lebih Lanjutnya..................................................................... 9
H.    Kerugian............................................................................................... 9
I.       Upaya Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin............................................ 10

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................ 14     
B.     Saran ................................................................................................... 14     

DAFTAR PUSTAKA



BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 1988). Kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan keingian orang lain, dan mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab sosial secara manusiawi. Hal inilah yang sesunguhnya menjadi hakekat dari disiplin.
Pembentukan disiplin diri merupakan suatu proses yang harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Oleh karena itu pendidikan disiplin pertama-tama sudah dimulai dari keluarga (orangtua). Dalam kehidupan masyarakat secara umum, metode yang paling sering digunakan untuk mendisiplinkan warganya adalah dengan pemberian hukuman. Hal yang sama dilakukan juga oleh sebagian besar orangtua atau pun guru dalam mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam belajar pun kedisiplinan sangat penting, orang yang berhasil dalam berbisnis dan belajar adalah orang yang keras terhadap dirinya sendiri atau orang yang dsisiplin terhadap waktu dan lain – lain. Maka kesimpulan pendek yang dapat kita tarik adalah Jika ingin berhasil dalam belajar kedisiplinan musti harus ditegakkan.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Disiplin ?
2.      Bagaimana penyebab prilaku tidak disiplin ?
3.      Apa saja jenis-jenis disiplin ?
4.      Bagaimana Tahapan-Tahapan Cara Memelihara Disiplin Kelas ?
5.      Apa Ciri-Ciri Perilaku Disiplin ?
6.      Bagaimana Dampak Lebih Lanjutnya ?
7.      Apa saja kerugiannya ?
8.      Bagaimana Upaya Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin itu ?

C.  Tujuan Penulis
Untuk Mengetahui Penyebab, Kerugian, Dampak, Ciri-Ciri dan Upaya Mengatasi Ketidak Disiplinan Itu Sendiri.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Disilpin
Disiplin juga dapat berarti tata  tertib, ketaatan, atau kepatuhan  kepada peraturan tata tertib  (Depdikbud 1988:208). Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Dengan demikian, kedisiplinan hal-hal yang berkaitan dengan ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap peraturan atau tata tertib yang berlaku. Robert E. Quin dkk dalam Prawirosentono (1999:32) mengatakan : “Discipline implies obedience and respect for the agreement between the firm and its employee. Discipline also involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban (Prijodarminto 1994:23). Sedangkan Menurut Amatembun (1974:6) kedisiplinan adalah keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan  yang telah ada dengan senang hati. Berdasarkan pengertian tersebut,  yang dimaksud kedisiplinan adalah keadaan tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati. 
Dengan berpedoman pada pengertian tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut.

B.  Penyebab Perilaku Tidak Disiplin
Ada beberapa faktor yang memperngaruhi penyebab kedisiplinan, yaitu :
1. Diri sendiri.
Kita harus memiliki keinginan dan niat untuk  merubah sikap malas kita menjadi lebih baik lagi dan bisa menerapkan nilai-nilai kedisiplinan. Karena jika kita tidak memiliki keinginan tersebut, kita tidak akan bisa melakukan semua itu.
2. Keluarga
Pihak keluarga dalam penerapan kedisiplinan juga mempunyai peran penting, karena keluarga pun berhak untuk mengawasi anak-anaknya untuk memilih pergaulan. Keluarga juga harus memantau perkembangan ank- anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa.
3. Lingkungan
Pergaulan di lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap anak-anak remaja. Apalagi anak-anak yang baru menginjak masa remaja. Masa- masa remaja dapat mebuat kita salah tingkah, karena kita berfikir kita sudah lebih dewasa dari sebelumnya. Serta kita harus berusaha untuk bisa mengembangkan potensi, serta memilih pergaulan yang baik.
4.      Teman
Teman juga dapat mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa dan siswi. Siswa dan siswi dapat menjadi anak yang baik atau menurut kepada peraturan yang telah di tetapkan dengan bantuan teman- teman yang ada di sekitarnya. Kita sebagai siswa juga harus bisa memilih teman bergaul. Bukan berarti yang kaya dengan yang kaya dan yang miskin dengan yang miskin, namun kita harus bisa memilih teman yang nantinya bisa membawa kita ke jalan yang baik serta tidak mengajak kita melanggar tat tertib yang telah ada.

Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
1.      Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
2.      Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.
3.      Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.
4.       Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar  pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.

C.  Jenis-Jenis Disiplin
1.    Disiplin dirumah yaitu:
a.     Disiplin belajar
b.    Disiplin membantu orang tua
c.    Disiplin beribadah
2.     Disiplin disekolah yaitu:
a.       Masuk sekolah tepat waktu
b.      Memakai pakaian seragam sekolah mentaati tatatertib sekolh
c.       Menghormati ibu tau bapak guru




D.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) ligkungan, dan (4) tujuan (Haditono 1984:36). Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan. 

Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah. 
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Dalam hal ini, Tim MKDK IKIP Semarang (1989:70) menjelaskan bahwa situasi lingkungan  akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar  individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa. 

Selain ketiga faktor di atas,  faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah. 
E.  Tahapan-Tahapan Cara Memelihara Disiplin Kelas
Memelihara disiplin adalah suatu proses dari serangkaian tingkatan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin . Tahapan-tahapan memelihara disiplin yaitu :
1.    Pencegahan : menciptakan suasana kelas , ketepatan perencanaan akan intruksional (pengajaran/mengandung pelajaran), misalnya :
a.       Mengenal identitas nama,sifat,kesukaan peserta didik dalam penciptaan suasana   kelas.
b.      Memberikan catatan yang bersifat memberi dorongan dan membantu pada pekerjaan tugas peserta didik.
c.       Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik dengan variatif (tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula).
d.      Pemberian pengajaran dengan hal-hal yang actual melalui topic-topik yang relavan (berguna secara langsung) akan membantu tumbuhnya belajar aktif dan percaya diri.
2.    Pemeliharaan : sejalannya pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya peserta didik harus menerima perhatian secara teratur untuk mengurangi gangguan dan menghindari tumbuhnya perilaku menyimpang. Caranya yaitu dengan menumbuhkan kesan positif pada pertemuan dengan mengemukakan program pembelajaran seperti : Mulai dengan saling berkenalan dengan tepat. Menginformasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktivitas yang relavan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik.Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional. Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
3.    Campurtangan (intervensi) : diterapkan oleh guru apabila teknik-teknik yang diterapakan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan tidak berhasil , denagan menggunakan teknik yang efektif dan dilakukan secara hemat dan penuh pertimbangan dilakukan pada gejala utama dari pada pelaku menyimpangnya.
F.   Ciri-Ciri Perilaku Disiplin
Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan (1994: 18-19) disiplin mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru atau siswa karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati. Oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan tersebut yang meliputi:
a.    Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan
b.    Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu lembaga tertentu
c.    Tidak membangkang pada peraturan berlaku
d.   Tidak membohong
e.    Tingkah laku yang menyenangkan
f.     Rutin dalam mengajar
g.    Tidak suka malas dlam mengajar
h.    Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya
i.      Tepat waktu dalam belajar mengajar
j.      Tidak pernbah keluar dalam belajar mengajar
k.    Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar

2.      Taat terhadap kebijaksanaan atau kebijaksanan yang berlaku:
a.    Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan
b.    Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan yang ada.
c.    Menguasai dan intropeksi diri.

G.  Dampak Lebih Lanjut
Dampak Perilaku Siswa Tidak Disiplin di Sekolah Menurut Sudrajat (2008: 18) dalam disiplin di sekolah dampak dari perilaku siswa yang tidak disiplin di sekolah antara lain :
a.    Siswa sering keluar kelas pada pergantian jam pelajaran mengakibatkan  siswa ketinggalan mata pelajaran,tidak mendapatkan nilai, jika ketahuan guru piket ataupun dewan guru lainnya akan mendapatkan sangsi.
b.    siswa tidak disiplin sering melanggar tata tertib sekolah seperti nekat membawa handphone ke sekolah, jika terkena razia oleh dewan guru maka handphone akan di sita dan siswa juga akan diberikan sangsi,siswa tidak disiplin sering membolos mengakibatkan siswa jadi malas berangkat ke sekolah, siswa tidak mengetahui informasi dari sekolah, tertinggal materi pelajaran, mendapatkan skors dari pihak sekolah, terancam tidak naik kelas/tidak lulus, menimbulkan image buruk bagi teman-teman sekolah ataupun dewan guru, dampak paling fatal siswa dikeluarkan dari sekolah.

Dampak secara garis beras pada siswa yang tidak disiplin di sekolah, akan mendapat citra diri yang negatif dari lingkungan sekitar, melanggar peraturan sekolah dapat diberi hukuman, apabila perilaku tidak disiplin di sekolah sering muncul maka siswa tersebut bisa dikeluarkan dari sekolah

H.  Kerugian
Adapun kerugian yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat siswa menjadi tidak lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga tidak dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat dari pelanggaran tata tertib siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai berikut adalah akiba yang ditimbulkan antara lain :
1.      Sikap acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain
2.      Rasa malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
3.      Kurangnya siswa dalam memnfaatkan waktu
4.      Ketidaksiplinannya siswa dalam mematuhi peraturan yang ada
5.      Siswa memiliki kebiasaan yang buruk
6.      Kenakalan remaja (Tanggungjawab siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh gurunya, Siswa menjadi tidak mandiri, Siswa memperoleh pergaulan yang kurang baik, Prestasi siswa menurun dan sosialisasi berkurang)

I.     Upaya Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin
Ada beberapa hal pokok yang dapat diacu sebagai dasar merespon setiap perilaku dalam rangka pendidikan disiplin, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Berkelanjutan
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan, artinya disiplin tidak hanya diberikan setelah anak masuk sekolah atau setelah masa remaja, tetapi harus sudah dilatih sejak anak baru dilahirkan ke dunia ini. Sejak anak membutuhkan kedekatan dengan orang dewasa, membutuhkan kasih sayang orang dewasa. Orang tua dapat memulai mendidik disiplin dengan menunjukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan mana yang jelek. Sebagai contoh agar anak dapat disiplin dalam buang air, maka orang tua harus secara berkelanjutan dan konsisten dalam membersihkan dan mengganti pakaian sang bayi, ia di kenalkan pada situasi yang menyenangkan dan tahu apa yang harus dilakukan dengan semestinya sejak dini. Dengan perlakuan orang tua yang demikian akan meringankan tugas pada masa berikutnya karena anaknya tidak akan mengenal ngompol.

2.    Autoritatif
Pendidikan disiplin sebaiknya tidak dilakukan dengan cara yang terlalu otoriter, tetapi juga tidak terlalu memperbolehkan semuanya (permisif). Cara yang tepat dalam pendidikan disiplin bagi remaja disebut dengan istilah moderatnya autoritatif : fleksibel, tetapi bila perlu tegas. Dalam menerapkan cara disiplin yang permisif (dapat dikatakan sebagai mendidik tanpa disiplin) cenderung menghasilkan anak remaja yang manja, semena-mena, anti sosial dan cenderung agresif. Sebaliknya, disiplin yang keras yang terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja. Hal ini dapat membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, dan membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif bahkan ada pula yang pada akhirnya melampiaskan kemarahannya pada orang lain. Contoh: remaja dilarang untuk keluar bermain, tetapi di dalam rumah ia tidak melakukan apa-apa dan tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya karena kesibukan mereka.

3.    Beri Batas-Batas Yang Jelas
Batas-batas tentang boleh atau tidak boleh haruslah jelas, misalnya kapan anak boleh bermain, dimana dan dengan siapa sehingga anak tidak mengganggu orang lain dan menghindarkan anak dari kecelakaan. Sejak masa kanak-kanak orang tua harus sudah memberikan batasan-batasan tersebut. Misalnya: anak boleh mengambarkan dengan pensil warna dikertas-kertas, dipapan yang telah ditentukan, tetapi tidak boleh di buku pelajaran kakaknya, buku ayah atau ibu, dan tidak boleh menggambar di tembok.

4.    Konsisten dan Fleksibel
Setelah batas-batas ditentukan, maka orang tua harus mengupaya kesepakatan dengan anaknya untuk saling mematuhi apa yang telah ditentukan. Walau demikian, batas-batas yang ditentukan ini harus terus direvisi sesuai dengan perkembangan anak dan anak telah mencapai remaja maka penentuannya harus mengikut sertakan masukan dari remaja. Dengan cara tersebut diharapkan dapat membantu remaja untuk lebih cepat mengembangkan tanggung jawab atas disiplin diri.



5.    Menjelaskan Secara Lengkap
Terkadang seorang anak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua dengan alasan karena ia tidak tahu. Untuk mengatasi hal tersebut maka orang tua sangat perlu untuk mengupgrade diri sehingga mampu menjelaskan secara lengkap apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan, mengapa hal itu boleh/tidak, apa dampaknya jika dilakukan/tidak dilakukan, dan sebagainya.

6.    Berlatih
Orang tua hendaknya mengarahkan anak untuk mengembangkan pola-pola kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan baik tersebut harus sudah dilatih terus-menerus sejak usia dini, misalnya anak dibiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mematuhi jadwal belajar dan bermain, tidur dan bangun pagi secara teratur, dan sebagainya. Hal ini perlu, sebab setiap kebiasaan dan pola perilaku yang terbentuk pada masa kanak-kanak akan banyak mempengaruhi kebiasaannya kelak ketika dia dewasa.

7.      Hukuman
Hukuman yang mendidik adalah hukuman yang menyadarkan pihak yang bersalah dalam hal ini remaja, bahwa hal yang baru saja terjadi hendaknya tidak diulangi karena hal tersebut tidak disetujui orang tua. Hukuman haruslah dipandang sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan yang melanggar batasan-batasan yang ditetapkan. Hukuman tidak harus selalu menyakitkan, dan jangan dijadikan sebagai luapan kemarahan atau penyakuran emosi dari si penghukum (orang tua).

8.      Komunikasi
Dalam kenyataan sehari-hari, banyak masalah yang berhubungan dengan disiplin sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan komunikasi timbal balik yang efektif antara anak dan orang tua. Dalam hal ini cara-cara berkomunikasi akan memegang peranan penting dalam pembentukan disiplin. Komunikasi dalam bentuk sindiran, hinaan, merendahkan harga diri orang lain hendaknya digunakan seminimal mungkin, bahkan harus dihindari sama sekali. Anak dan remaja sangatlah peka terhadap hal ini, dan dapat sakit hati karenanya. Jika cara-cara tersebut yang digunakan untuk mendisiplinkan anak, cara-cara demikian akan cenderung ditiru dalam hubungan interpersonal dengan orang-orang lain yang akibatnya dapat merugikan diri sang anak maupun orang lain.
























BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dengan pembahasan yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin di sekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.

B.  Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas sebaiknya kita harus menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan sangat penting bagi kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata. Dengan itu kita dapat memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak disiplinan.
 Allah SWT. dalam Firmanya yang tersirat dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ashr ayat 1-3 yang artinya:
 “Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta saling berwasiyat dalam hak dan kesabaran” (Depag RI, 1984: 1099)”.




DAFTAR PUSTAKA

Rachman, Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta : DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Sugara Harahap, Robin. (2014). Disiplin di Kelas dan Permasalahannya. [online] Tersedia:http://fhacink.blogspot.com/2011/10/v behaviorurldefaultvmlo_9515.html diakses 4 November 2014]
Oktaviani, Riana. (2011). Apa Bentuk Pelanggaran Disiplin. [online] tersedia :http://rianaocthaviany.blogspot.com/2011/04/apa-bentuk-pelanggaran-disiplin-dalam.html Diakses 20 November 2014