MAKALAH INDIVIDU
Kurangnya Kedisiplinan Peserta Didik
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Surfe
Permasalahan Bimbingan Dan Konseling”
yang di ampu oleh Bapak Bekti
Satriadi Suroso,
M.Pd.
Disusun
Oleh :
Novi Ria Ningsih 14130026
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun
rohani sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri
mata kuliah Surfe Permasalahan Bimbingan Dan Konseling. dan tidak lupa Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai risalah bagi umat manusia seluruh alam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bekti
Satriadi Suroso,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Surfe Permasalahan Bimbingan Dan Konseling di Fakultas
Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. dan tak lupa kepada orang tua dan teman-teman yang
sudah memberikan motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
halangan apapun.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.
Metro,
September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulis
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Disiplin.................................................................................... 3
B.
Penyebab
Prilaku Tidak Disiplin.......................................................... 4
C.
Jenis-Jenis
Disiplin................................................................................ 5
D.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin....................................... 6
E. Tahapan-Tahapan
Cara Memelihara Disiplin Kelas.............................. 7
F.
Ciri-Ciri Perilaku Disiplin..................................................................... 8
G.
Dampak Lebih Lanjutnya..................................................................... 9
H.
Kerugian............................................................................................... 9
I.
Upaya Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin............................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................ 14
B. Saran
................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan disiplin
merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku
tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri
tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji,
1988). Kemampuan untuk
mendisiplinkan diri sendiri terwujud dalam bentuk pengakuan terhadap hak dan
keingian orang lain, dan mau mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab
sosial secara manusiawi. Hal inilah yang sesunguhnya menjadi hakekat dari
disiplin.
Pembentukan
disiplin diri merupakan suatu proses yang harus dimulai sejak masa kanak-kanak.
Oleh karena itu pendidikan disiplin pertama-tama sudah dimulai dari keluarga
(orangtua). Dalam kehidupan masyarakat secara umum, metode yang paling sering
digunakan untuk mendisiplinkan warganya adalah dengan pemberian hukuman. Hal
yang sama dilakukan juga oleh sebagian besar orangtua atau pun guru dalam
mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam belajar
pun kedisiplinan sangat penting, orang yang berhasil dalam berbisnis dan
belajar adalah orang yang keras terhadap dirinya sendiri atau orang yang
dsisiplin terhadap waktu dan lain – lain. Maka kesimpulan pendek yang dapat
kita tarik adalah Jika ingin berhasil dalam belajar kedisiplinan musti
harus ditegakkan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Definisi Disiplin ?
2. Bagaimana penyebab prilaku tidak
disiplin ?
3. Apa saja jenis-jenis disiplin ?
4. Bagaimana
Tahapan-Tahapan Cara Memelihara Disiplin Kelas ?
5. Apa
Ciri-Ciri Perilaku Disiplin ?
6. Bagaimana
Dampak Lebih Lanjutnya ?
7. Apa
saja kerugiannya ?
8. Bagaimana
Upaya Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin itu ?
C. Tujuan Penulis
Untuk
Mengetahui Penyebab, Kerugian, Dampak, Ciri-Ciri dan Upaya Mengatasi Ketidak
Disiplinan Itu Sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Disilpin
Disiplin juga dapat berarti tata
tertib, ketaatan, atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib
(Depdikbud 1988:208). Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerap kali
terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Dengan demikian,
kedisiplinan hal-hal yang berkaitan dengan ketaatan atau kepatuhan seseorang
terhadap peraturan atau tata tertib yang berlaku. Robert E. Quin dkk dalam
Prawirosentono (1999:32) mengatakan : “Discipline implies obedience and
respect for the agreement between the firm and its employee. Discipline also
involves sanction judiciously applied”.
Uraian ini dapat dijelaskan bahwa
disiplin meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara
perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu
dijatuhkan kepada pihak yang melanggar
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban
(Prijodarminto 1994:23). Sedangkan Menurut Amatembun (1974:6) kedisiplinan
adalah keadaan tertib dimana orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada
peraturan yang telah ada dengan senang hati. Berdasarkan pengertian
tersebut, yang dimaksud kedisiplinan adalah keadaan tertib dimana siswa
yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada peraturan atau tata tertib
sekolah yang telah ada dengan senang hati.
Dengan berpedoman pada pengertian
tersebut maka disiplin merupakan faktor pengikat kerja, yaitu merupakan
kekuatan yang dapat memaksa tenaga kerja atau pegawai untuk mematuhi peraturan
serta prosedur kerja yang telah disepakati dan telah ditentukan oleh lembaga
yang berwenang atau pejabat yang berwenang dengan berpegang pada peraturan tersebut.
B. Penyebab Perilaku Tidak Disiplin
Ada beberapa faktor yang
memperngaruhi penyebab kedisiplinan, yaitu :
1. Diri
sendiri.
Kita harus memiliki keinginan dan niat untuk
merubah sikap malas kita menjadi lebih baik lagi dan bisa menerapkan
nilai-nilai kedisiplinan. Karena jika kita tidak memiliki keinginan tersebut,
kita tidak akan bisa melakukan semua itu.
2. Keluarga
Pihak keluarga dalam penerapan kedisiplinan juga mempunyai peran penting,
karena keluarga pun berhak untuk mengawasi anak-anaknya untuk memilih
pergaulan. Keluarga juga harus memantau perkembangan ank- anaknya yang sudah
mulai beranjak dewasa.
3. Lingkungan
Pergaulan di lingkungan sekitar juga sangat
berpengaruh terhadap anak-anak remaja. Apalagi anak-anak yang baru menginjak
masa remaja. Masa- masa remaja dapat mebuat kita salah tingkah, karena kita
berfikir kita sudah lebih dewasa dari sebelumnya. Serta kita harus berusaha
untuk bisa mengembangkan potensi, serta memilih pergaulan yang baik.
4. Teman
Teman juga dapat mempengaruhi
tingkat kedisiplinan siswa dan siswi. Siswa dan siswi dapat menjadi anak yang
baik atau menurut kepada peraturan yang telah di tetapkan dengan bantuan teman-
teman yang ada di sekitarnya. Kita sebagai siswa juga harus bisa memilih teman
bergaul. Bukan berarti yang kaya dengan yang kaya dan yang miskin dengan yang
miskin, namun kita harus bisa memilih teman yang nantinya bisa membawa kita ke
jalan yang baik serta tidak mengajak kita melanggar tat tertib yang telah ada.
Brown mengelompokkan beberapa
penyebab perilaku siswa yang tidak disiplin, sebagai berikut :
1. Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru
2. Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku
yang kurang atau tidak disiplin.
3. Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa, siswa yang berasal dari keluarga
yang broken home.
4. Perilaku
tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang
tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan
lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses
belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
C. Jenis-Jenis Disiplin
1. Disiplin
dirumah yaitu:
a. Disiplin
belajar
b. Disiplin
membantu orang tua
c. Disiplin
beribadah
2. Disiplin disekolah yaitu:
a. Masuk
sekolah tepat waktu
b. Memakai
pakaian seragam sekolah mentaati tatatertib sekolh
c. Menghormati
ibu tau bapak guru
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu:
(1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) ligkungan, dan (4) tujuan
(Haditono 1984:36). Faktor anak itu sendiri mempengaruhi kedisiplinan anak
yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak
harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang
berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara
cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman
kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik juga mempengruhi kedisiplinan anak.
Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang, memungkinkan
keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada
hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik.
Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa
akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang.
Dalam hal ini, Tim MKDK IKIP Semarang (1989:70) menjelaskan bahwa situasi
lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi
lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural.
Lingkungan fisis berupa lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan
teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan
lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu
kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga
mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap
kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan
dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat
berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk
penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.
E. Tahapan-Tahapan Cara Memelihara Disiplin
Kelas
Memelihara
disiplin adalah suatu proses dari serangkaian tingkatan yang harus diperhatikan
oleh para penegak disiplin . Tahapan-tahapan memelihara disiplin yaitu :
1. Pencegahan
: menciptakan suasana kelas , ketepatan perencanaan akan intruksional
(pengajaran/mengandung pelajaran), misalnya :
a. Mengenal
identitas nama,sifat,kesukaan peserta didik dalam penciptaan suasana kelas.
b. Memberikan
catatan yang bersifat memberi dorongan dan membantu pada pekerjaan tugas
peserta didik.
c. Merencanakan
pengajaran dan mengajar peserta didik dengan variatif (tindakan atau hasil
perubahan dari keadaan semula).
d. Pemberian
pengajaran dengan hal-hal yang actual melalui topic-topik yang relavan (berguna
secara langsung) akan membantu tumbuhnya belajar aktif dan percaya diri.
2. Pemeliharaan
: sejalannya pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat
menjalankan tugas-tugasnya peserta didik harus menerima perhatian secara
teratur untuk mengurangi gangguan dan menghindari tumbuhnya perilaku
menyimpang. Caranya yaitu dengan menumbuhkan kesan positif pada pertemuan
dengan mengemukakan program pembelajaran seperti : Mulai dengan saling
berkenalan dengan tepat. Menginformasikan gambaran umum, latar belakang, garis
besar perhatian dan aktivitas yang relavan dari bidang studi yang akan ditempuh
peserta didik.Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian
secara rasional. Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan
mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
3. Campurtangan
(intervensi) : diterapkan oleh guru apabila teknik-teknik yang diterapakan
dalam fase pencegahan dan pemeliharaan tidak berhasil , denagan menggunakan
teknik yang efektif dan dilakukan secara hemat dan penuh pertimbangan dilakukan
pada gejala utama dari pada pelaku menyimpangnya.
F.
Ciri-Ciri
Perilaku Disiplin
Menurut Cece
Wijaya dan Tabrani Rusyan (1994: 18-19) disiplin mengandung ciri-ciri sebagai
berikut:
1.
Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru
atau siswa karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang
harus ditaati. Oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan tersebut yang
meliputi:
a.
Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan
b.
Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah
atau satu lembaga tertentu
c.
Tidak membangkang pada peraturan berlaku
d.
Tidak membohong
e.
Tingkah laku yang menyenangkan
f.
Rutin dalam mengajar
g.
Tidak suka malas dlam mengajar
h.
Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya
i.
Tepat waktu dalam belajar mengajar
j.
Tidak pernbah keluar dalam belajar mengajar
k.
Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar
2.
Taat terhadap kebijaksanaan atau kebijaksanan yang
berlaku:
a.
Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai
pembaharuan pendidikan
b.
Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan
yang ada.
c.
Menguasai dan intropeksi diri.
G. Dampak Lebih
Lanjut
Dampak Perilaku Siswa Tidak Disiplin di Sekolah Menurut Sudrajat (2008: 18)
dalam disiplin di sekolah dampak dari perilaku siswa yang tidak disiplin di
sekolah antara lain :
a.
Siswa sering keluar kelas pada pergantian jam
pelajaran mengakibatkan siswa
ketinggalan mata pelajaran,tidak mendapatkan nilai, jika ketahuan guru piket
ataupun dewan guru lainnya akan mendapatkan sangsi.
b.
siswa tidak disiplin sering melanggar tata tertib
sekolah seperti nekat membawa handphone ke sekolah, jika terkena razia oleh
dewan guru maka handphone akan di sita dan siswa juga akan diberikan
sangsi,siswa tidak disiplin sering membolos mengakibatkan siswa jadi malas
berangkat ke sekolah, siswa tidak mengetahui informasi dari sekolah, tertinggal
materi pelajaran, mendapatkan skors dari pihak sekolah, terancam tidak naik
kelas/tidak lulus, menimbulkan image buruk bagi teman-teman sekolah ataupun
dewan guru, dampak paling fatal siswa dikeluarkan dari sekolah.
Dampak
secara garis beras pada siswa yang tidak disiplin di sekolah, akan mendapat
citra diri yang negatif dari lingkungan sekitar, melanggar peraturan sekolah
dapat diberi hukuman, apabila perilaku tidak disiplin di sekolah sering muncul
maka siswa tersebut bisa dikeluarkan dari sekolah
H. Kerugian
Adapun kerugian
yang ditimbulkan oleh ketidak disiplinan adalah membuat siswa menjadi tidak
lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta siswa juga tidak
dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya
kelak, kerena tidak dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa
diharapkan berguna bagi semua pihak.
Beberapa hal yang ditimbulkan akibat
dari pelanggaran tata tertib siswa terhadap peraturan yang dibuat. Sebagai
berikut adalah akiba yang ditimbulkan antara lain :
1. Sikap
acuh yang ditujukan siswa kepada orang lain
2. Rasa
malas dan kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sekitar
3. Kurangnya
siswa dalam memnfaatkan waktu
4. Ketidaksiplinannya
siswa dalam mematuhi peraturan yang ada
5. Siswa
memiliki kebiasaan yang buruk
6. Kenakalan
remaja (Tanggungjawab siswa terbengkalai atas tugas yang diberikan oleh
gurunya, Siswa menjadi tidak mandiri, Siswa memperoleh pergaulan yang
kurang baik, Prestasi siswa menurun dan sosialisasi berkurang)
I.
Upaya
Mengatasi Perilaku Tidak Disiplin
Ada beberapa
hal pokok yang dapat diacu sebagai dasar merespon setiap perilaku dalam rangka
pendidikan disiplin, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Berkelanjutan
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan,
artinya disiplin tidak hanya diberikan setelah anak masuk sekolah atau setelah
masa remaja, tetapi harus sudah dilatih sejak anak baru dilahirkan ke dunia
ini. Sejak anak membutuhkan kedekatan dengan orang dewasa, membutuhkan kasih
sayang orang dewasa. Orang tua dapat memulai mendidik disiplin dengan
menunjukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan mana
yang jelek. Sebagai contoh agar anak dapat disiplin dalam buang air, maka orang
tua harus secara berkelanjutan dan konsisten dalam membersihkan dan mengganti
pakaian sang bayi, ia di kenalkan pada situasi yang menyenangkan dan tahu apa
yang harus dilakukan dengan semestinya sejak dini. Dengan perlakuan orang tua
yang demikian akan meringankan tugas pada masa berikutnya karena anaknya tidak
akan mengenal ngompol.
2. Autoritatif
Pendidikan disiplin sebaiknya tidak dilakukan dengan cara yang terlalu
otoriter, tetapi juga tidak terlalu memperbolehkan semuanya (permisif). Cara
yang tepat dalam pendidikan disiplin bagi remaja disebut dengan istilah
moderatnya autoritatif : fleksibel, tetapi bila perlu tegas. Dalam menerapkan
cara disiplin yang permisif (dapat dikatakan sebagai mendidik tanpa disiplin)
cenderung menghasilkan anak remaja yang manja, semena-mena, anti sosial dan cenderung
agresif. Sebaliknya, disiplin yang keras yang terutama dilakukan dengan
memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi
remaja. Hal ini dapat membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah
dengan orang lain, dan membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan
spontanitas serta inisiatif bahkan ada pula yang pada akhirnya melampiaskan
kemarahannya pada orang lain. Contoh: remaja dilarang untuk keluar bermain,
tetapi di dalam rumah ia tidak melakukan apa-apa dan tidak diperhatikan oleh
kedua orang tuanya karena kesibukan mereka.
3. Beri
Batas-Batas Yang Jelas
Batas-batas tentang boleh atau tidak
boleh haruslah jelas, misalnya kapan anak boleh bermain, dimana dan dengan
siapa sehingga anak tidak mengganggu orang lain dan menghindarkan anak dari
kecelakaan. Sejak masa kanak-kanak orang tua harus sudah memberikan
batasan-batasan tersebut. Misalnya: anak boleh mengambarkan dengan pensil warna
dikertas-kertas, dipapan yang telah ditentukan, tetapi tidak boleh di buku
pelajaran kakaknya, buku ayah atau ibu, dan tidak boleh menggambar di tembok.
4. Konsisten
dan Fleksibel
Setelah batas-batas ditentukan, maka orang tua harus mengupaya kesepakatan
dengan anaknya untuk saling mematuhi apa yang telah ditentukan. Walau demikian,
batas-batas yang ditentukan ini harus terus direvisi sesuai dengan perkembangan
anak dan anak telah mencapai remaja maka penentuannya harus mengikut sertakan
masukan dari remaja. Dengan cara tersebut diharapkan dapat membantu remaja
untuk lebih cepat mengembangkan tanggung jawab atas disiplin diri.
5. Menjelaskan
Secara Lengkap
Terkadang seorang anak berbuat
sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua dengan alasan karena ia
tidak tahu. Untuk mengatasi hal tersebut maka orang tua sangat perlu untuk
mengupgrade diri sehingga mampu menjelaskan secara lengkap apa yang boleh
dilakukan atau tidak boleh dilakukan, mengapa hal itu boleh/tidak, apa
dampaknya jika dilakukan/tidak dilakukan, dan sebagainya.
6. Berlatih
Orang tua hendaknya mengarahkan anak untuk mengembangkan pola-pola
kebiasaan yang baik. Kebiasaan-kebiasaan baik tersebut harus sudah dilatih
terus-menerus sejak usia dini, misalnya anak dibiasakan mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, mematuhi jadwal belajar dan bermain, tidur dan bangun pagi secara
teratur, dan sebagainya. Hal ini perlu, sebab setiap kebiasaan dan pola
perilaku yang terbentuk pada masa kanak-kanak akan banyak mempengaruhi
kebiasaannya kelak ketika dia dewasa.
7.
Hukuman
Hukuman yang mendidik adalah hukuman yang menyadarkan pihak yang bersalah
dalam hal ini remaja, bahwa hal yang baru saja terjadi hendaknya tidak diulangi
karena hal tersebut tidak disetujui orang tua. Hukuman haruslah dipandang
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan yang melanggar batasan-batasan
yang ditetapkan. Hukuman tidak harus selalu menyakitkan, dan jangan dijadikan
sebagai luapan kemarahan atau penyakuran emosi dari si penghukum (orang tua).
8.
Komunikasi
Dalam kenyataan sehari-hari, banyak masalah yang berhubungan dengan
disiplin sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan komunikasi timbal
balik yang efektif antara anak dan orang tua. Dalam hal ini cara-cara
berkomunikasi akan memegang peranan penting dalam pembentukan disiplin. Komunikasi
dalam bentuk sindiran, hinaan, merendahkan harga diri orang lain hendaknya
digunakan seminimal mungkin, bahkan harus dihindari sama sekali. Anak dan
remaja sangatlah peka terhadap hal ini, dan dapat sakit hati karenanya. Jika
cara-cara tersebut yang digunakan untuk mendisiplinkan anak, cara-cara demikian
akan cenderung ditiru dalam hubungan interpersonal dengan orang-orang lain yang
akibatnya dapat merugikan diri sang anak maupun orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pembahasan yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa
disiplin di sekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya,
kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang
dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar
mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperlukan untuk masa depan bagi
pengembangan watak dan pribadi seseorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat
diandalkan bagi seluruh pihak.
Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Di
sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda.
B. Saran
Setelah ditinjau dari pembahasan diatas
sebaiknya kita harus menerapkan kedisiplinan sejak dini, karena kedisiplinan
sangat penting bagi kehidupan kita agar hidup kita lebih teratur dan tertata.
Dengan itu kita dapat memehami arti kedisiplinan dan akibat dari ketidak
disiplinan.
Allah SWT. dalam Firmanya yang tersirat dalam
Al-Qur’an surat Al-‘Ashr ayat 1-3 yang artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta saling
berwasiyat dalam hak dan kesabaran” (Depag RI, 1984: 1099)”.
DAFTAR
PUSTAKA
Rachman,
Maman. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta : DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Sugara
Harahap, Robin. (2014). Disiplin di Kelas dan
Permasalahannya. [online] Tersedia:http://fhacink.blogspot.com/2011/10/v
behaviorurldefaultvmlo_9515.html diakses 4 November 2014]
Oktaviani,
Riana. (2011). Apa Bentuk Pelanggaran Disiplin. [online] tersedia
:http://rianaocthaviany.blogspot.com/2011/04/apa-bentuk-pelanggaran-disiplin-dalam.html Diakses
20 November 2014