MAKALAH
MANDIRI
Motiv dan Motivasi
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengajaran Pisikologi Dan Bimbingan” Yang Di
Ampu Oleh Bapak Mudaim.,M.Pd.
Disusun
oleh:
No
|
Nama
|
NPM
|
Prodi
|
1
|
Novi Ria
Ningsih
|
14130026
|
BK (semester
3)
|
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji
dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju kepada Allah SWT yang
telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Pengajaran
Pisikologi dan Bimbingan. Dan tak lupa
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
risalah bagi umat manusia seluruh alam.
Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mudaim.,M.Pd.selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengajaran Pisikologi dan Bimbingan di Fakultas
Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. Dan tak lupa kepada
orang tua dan teman-teman yang sudah memberikan motivasi dan dukungannya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apapun.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.
Metro, September
2015
Novi Ria Ningsih
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian
motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya
sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang
kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai suatu tujuan tertetu. Ada yang
mengtakan bahwa “Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, sulit melakukan
aktivitas belajar. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus
menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang
sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai
keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi
ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan
bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam lingkup
kegiatan bimbingan dan konseling, konselor memegang peranan yang amat penting
dan strategis. Kelancaran proses seluruh kegiatan bimbinga dan konseling,
sepenuhnya berada dalam tanggung jawab konselor dalam keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling. Konselor harus mampu menciptakan situasi agar konseli
termotivasi untuk memanfaatkan bimbingan dan konseling sebagai satu upaya dalam
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya serta dalam menghadapi masalahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi motivasi
dan hubungan dengan istilah motif, drive dan need.
2. Macam-macam
motivasi dan implikasinya dalam belajar.
3. Hubungan
motivasi dengan kebutuhan manusia.
4. Proses
motivasi dalam belajar.
5. Faktor-faktor
yang mempermudah timbulnya motivasi belajar; Readiness, Incentive dan Transfer.
C. Tujuan
1.
Untuk
memenuhi tugas Mandiri Tentang Motiv dan Motivasi Dalam Mata Kuliah Pengajaran
Pisikologi dan Bimbingan.
2.
Untuk
dapat lebih memahami apa itu motivasi, macam-macam motivasi dll.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan pembaca tentang motiv
dan motivasi itu sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Motivasi dan Hubungannya dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”
1. Definisi
Motivasi
Secara
etimologi motivasi berarti dorongan, kehendak, atau kemauan. Sedangkan secara
terminologi, motivasi adalah tenaga-tenaga (forcer) yang membangkitkan dan
mengarahkan tingkah laku individu.
Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah
lakunya, baik yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan kekuatan potensial yang ada
dalam diri seorang manusia yang dapat dikembangkan dan dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif atau negatif.
Mc.
Donald mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Perumusan definisi tersebut mengandung tiga unsur yang saling berkaitan
yaitu :
a. Motivasi
dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi seseorang.
b. Motivasi
ditandai dengan timbulnya perasaan (dorongan afektif).
c. Motivasi
ditandai oleh reaksi – reaksi mencapai tujuan.
Jadi, dapat disimpulkan ke-3 hal
tersebut, atau bisa menarik kesimpulan apa itu motivasi?.
2. Hubungan
Motivasi dengan Istilah “Motif”, “Drive” dan “Need”
Motif atau “motive”
adalah dorongan, hasrat, keinginan dan tenaga penggerak lainya, yang
berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu yang terarah pada
kebutuhan psikis atau rohaniah. Desakan atau “Drive”
diartikan sebagai dorongan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Kebutuhan atau “Need”
merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya kekurangan, atau
ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Meskipun ada variasi makna, ketiga hal
tersebut sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan, karena semuanya termasuk
suatu kondisi yang mendorong individu melakukan suatu kegiatan, yang mana
kondisi tersebut disebut dengan motivasi.
Dengan
demikian, motivasi merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari berbagai tenaga
pendorong yang berupa desakan (drive), motif, dan kebutuhan (need). Sehingga
untuk menyederhanakan ketiga tenaga pendorong tersebut akan disebut dengan satu
istilah saja yang lebih bersifat Umum yaitu motif. Motif-motif yang mendorong
perilaku individu dapat dikategorikan atas motif dasar dan motif sosial.
Motif
dasar berkenaan dengan segala macam bentuk dorongan untuk memenuhi kebutuhan
dasar. Motif ini bersifat instink, dimiliki individu sejak lahir atau diperoleh
dalam proses perkembangannya tanpa harus dipelajari. Sedangkan motif sosial
merupakan perkembangan dari motif dasar, berkembang karena belajar dari
pengalaman, baik belajar dari pengalaman yang disadari, maupun yang dilakukan
tanpa rencana. Motif ini berkembang melalui proses interaksi sosial, dan
peranannya sangat besar dalam kehidupan sosial.
B. Macam-macam Motivasi dan
Implikasinya dalam Belajar
1. Macam-macam
Motivasi
a. Secara
umum, motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Motivasi
Intrinsik
Motivasi
Intrinsik adalah motif- motif yang aktif dan
berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, karena
di dalam setiap individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu. Contoh
motivasi intrinsik dalam proses belajar: Anak didik termotivasi untuk belajar
semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran,
bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat tujuan, nilai yang tinggi,
hadiah dan sebagainya.
Bila
seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia secara sadar
akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit
sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki
motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu di
latarbelakangi oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang
dipelajari sekarang akan di butuhkan dan sangat berguna untuk sekarang dan di
masa mendatang.
2) Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi
belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di
luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai
tujuan yang terletak di lua hal yang di pelajarinya. Misalnya, untuk mencapai
angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya.
Motivasi
ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak di perlukan dan tidak baik dalam
pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Berbagai macam bisa dilakukan agar anak didik bisa termotivasi dalam belajar.
Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak
didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai
bentuknya.
b. Dilihat
dari dasar pembentukannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Motif-motif
bawaan, yakni motif-motif yang dibawa sejak lahir, contoh: dorongan untuk
makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja dll.
2) Motif-motif
yang dipelajari, contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan
dan dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat.
c. Menurut
sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1) Motivasi
takut (fear motivation), yakni individu melakukan suatu perbutan karena takut.
Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut,
misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku mendapatkan hukuman dan
sebagainya.
2) Motivasi
insentif (incentive motivation), yakni individu melakukan suatu perbuatan untuk
mendapatkan sesuatu insentif. entuk insentif bermacam-macam seperti mendapatkan
honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain
3) Motivasi
sikap (attitude motivation), yakni motivasi ini lebih bersifat intrinsik
(muncul dari dalam diri individu) berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang
lebih bersifat ekstrisik dan datang dari luar diri individu. Sikap merupakan
suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang
terhadap suatu objek.
d. Menurut
Abraham Maslow, motivasi terbagi menjadi lima macam, yaitu:
1) Motif
fisiologis, yaitu dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
akanmakan, minum, bernafas, bergerak dll.
2) Motif
pengamanan, yaitu dorongan-dorongan untuk menjaga atau melindungi diri dari
gangguan.
3) Motif
persaudaraan dan kasih sayang, yaitu motif untuk membina hubungan baik denga
jenis kelamin yang sama maupun yang berbeda.
4) Motif
harga diri, yaitu motif untuk mendapatkan pengenalan, pengakuan penghargaan dan
penghormatan dari orang lain.
5) Motif
aktualisasi diri. Manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa dari
kelahirannya dan kodrtnya sebagai manusia. Potensi dan kodrat ini perlu
diaktualkan atau dinyatakan dalam berbagai bentuk sifat, kemampuan dan
kecakapan nyata.
kelima
macam motif itu tersusun dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
Menurut maslow pada umumnya motif yang lebih tinggi akan muncul apabila motif
dibawahnya telah terpenuhi. Meskipun demikian tidak mustahil terjadi
kekecualian, bahwa motif yang lebih tinggi muncul meskipun motif dibawahnya
belum terpenuhi.
2. Implikasi
Motivasi dalam Belajar
Motivasi
bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab penting akan munculnya perilaku
seseorang. Motivasi adalah dorongan, hasrat, yang berasal dari diri seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi bisa membangkitkan daya gerak dan
menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Berkaitan
dengan proses belajar, agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang
efektif yang dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan ternyata dibutuhkan
suatu dorongan dari dalam jiwa siswa. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Peran motivasi
sangat potensial untuk mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Guru
berperan untuk menetapkan kebutuhan dan motivasi murid-murid berdasarkan
tingkah laku mereka yang nampak. Masalah bagi guru ialah bagaimana menggunakan
motivasi murid-murid untuk mendorong mereka bekerja mencapai tujuan pendidikan.
Dalam
usaha untuk mencapai tujuan itu, perubahan tingkah laku diharapkan terjadi.
Oleh karena itu, tugas guru ialah memotivasi murid untuk belajar demi
tercapainya tujuan yang diharapkan, serta di dalam proses memperoleh tingkah
laku yang diinginkan.
Ternyata
motivasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap proses belajar, baik
motivasi internal maupun eksternal. Jika seorang anak tidak mempunyai motivasi
dalam dirinya maka hasil belajar menjadi tidak maksimal. Sehingga dia
membutuhkan motivasi dari luar, yaitu pemberian motivasi dari orang-orang
sekitar.
C. Hubungan Motivasi dengan
Kebutuhan Manusia
Dalam
setiap perbuatan, manusia pasti mempunyai tujuan tertentu dan berdasarkan motif
tertentu pula. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan sebuah
motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada
manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang dapat memberikan kepuasan
apabila berhasil dicapai. Memang sulit untuk mengetahui motivasi pada diri
seseorang secara langsung. Namun motivasi pada diri seseorang dapat dilihat
dari tingkah lakunya.
Tingkah
laku yang memenuhi kebutuhan, cenderung untuk diulangi apabila kebutuhan itu
ditumbuhkan. Tingkah laku yang mencapai ke arah tercapainya tujuan menjadi
semakin kuat, yakni bilamana seseorang dimotivasi lagi dengan cara yang sama
maka tingkah laku itu terjadi lagi.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru sering manghadapi tingkah laku-tingkah laku
kelas yang tidak dapat diterangkan dan sulit diatasi karena tingkah laku
tersebut telah diperkuat untuk memenuh kabutuhan tertentu. Banyak cara yang
bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak, misalnya dengan memberi pujian
atau penghargaan-penghargaan lainnya. Misalnya, anak yang selalu berbicara di
kelas sering mengganggu ketenangan kelas barangkali berusaha memenuhi kebutuhan
untuk mendapatkan perhatian. Bila tingkah lakunya menarik perhatian, maka
kemarahan dan teguran dari guru sangat berpengaruh.
D. Proses Motivasi dalam
Belajar
Dalam
psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah yang dengannya
beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi,
proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan
sebelumnya.
Mengenai
tahap-tahap belajar terdapat beberapa pendapat:
1. Menurut
Jerume S. Bruner, dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap:
a. Tahap
Informasi (tahap penerimaan materi)
b. Tahap
Transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Tahap
Evaluasi (tahap penilaian materi)
2. Menurut
Arno F. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning setiap proses
belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Acquisition (tahap
perolehan/penerimaan informasi)
b. Storage (tahap
penyimpanan informasi)
c. Retrieval (tahap
mendapatkan kembali informasi)
Telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa yang dimaksud dengan motif adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam
hal belajar, motivasi itu sangat penting, karena motivasi bisa dikatakan
sebagai syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah misalnya, seringkali terdapat
anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan lain sebagainya. Hal
itu terjadi karena guru tidak berhasil dalam memberikan motivasi yang tepat
untuk mendorong agar siswa mampu bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.
Banyak bakat siswa yang tidak berkembang akibat tidak diperolehnya motivasi
yang tepat. Jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lebih banyak
peluang untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkannya.
E. Faktor-faktor
yang Mempermudah Timbulnya Motivasi Belajar
1. Readiness
(Kesiapan)
Kesiapan
adalah Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respons/jawaaban dengan cara tertentu terhadap situasi tertentu. Kondisi
tersebut mencakup tiga aspek, yaitu:
a. Fisik,
mental, dan emosional.
b. Kebutuhan-kebutuhan,
motif, dan tujuan.
c. Keterampilan
dan pengetahuan.
Adapun
prinsip-prinsip readiness adalah:
a. semua
aspek perkembangan berinteraksi (saling mempengaruhi)
b. kematangan
jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman
c. pengalaman-pengalaman
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan
d. kesiapan
dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk selama masa pembentukan dalam masa
perkembangan.
2. Incentive
Incentive
adalah penghargaan yang diberikan atas keberhasilan siswa, sehingga siswa
terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan
pengajaran. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan motivasi siswa.
Penghargaan ini misalnya berupa pujian, angka yang baik, memberi hadiah, dan
lain-lain.
Incentive
dapat dibedakan menjadi dua macam:
a. Insentif
istrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan
tujuan. Misalnya pengenalan tentang hasil/kemajuan belajar serta mengenai
persaingan sehat.
b. Insentif
ekstrinsik, yaitu situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan
tugas. Misalnya: ganjaran, hukuman, perlakuan kasar, kekejaman, dan ancaman
yang membuat takut. Dari kedua macam intensif tersebut, yang lebih memajukan
belajar individu adalah insentif intrinsik.
3. Transfer
Transfer
adalah pengaruh dari hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu
terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian. Apabila hasil
belajar yang terdahulu itu memperlancar proses beelajar berikutnya, maka
transfer tersebut disebut transfer positif. Namun jika mengganggu proses
belajar berikutnya maka transfer tersebut disebut transfer negatif. Untuk
mempermudah transfer dibutuhkan kondisi yang kondusif, yaitu dengan adanya
kemampuan asli pelajar, murid mempelajari materi yang menarik baginya, sikap
yang positif dan usaha suka rela murid, cara mengajar yang menarik, bervariasi,
tepat guna dan sesuai dengan kemampuan murid.
Adapun
prinsip-prinsip transfer adalah:
a. Menanamkan
kesungguhan pada anggota pelajar
b. Membuat
materi belajar menjadi lebih bermakna
c. Memungkinkan
terjadinya konsekuensi yang memuaskan terhadap respon-respon yang benar
d. Menyediakan
latihan/ praktek
e. Menghindari
organisasi yang salah dan gangguan
f. Menekankan
konsep-konsep dan kemampuan umum
g. Memungkinkan
terjadinya aplikasi
h. Memungkinkan
peningkatan belajar dan tindak lanjutnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara
etimologi motivasi berarti dorongan, kehendak, atau kemauan. Sedangkan secara
terminologi, motivasi adalah tenaga-tenaga (forcer) yang membangkitkan dan
mengarahkan tingkah laku individu. Motivasi tidak dapat diamati secara
langsung, akan tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Motif atau
“motive” adalah tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia
untuk melakukan sesuatu yang terarah pada kebutuhan psikis atau rohaniah.
Desakan atau “Drive” diartikan sebagai dorongan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah.
Kebutuhan
atau “Need” merupakan suatu keadaan dimana individu merasakan adanya
kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Ketiga hal tersebut
sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan, karena semuanya termasuk suatu
kondisi yang mendorong individu melakukan suatu kegiatan, yang mana kondisi
tersebut disebut dengan motivasi. Dilihat dari berbagai aspek, motivasi terbagi
menjadi beberapa macam. Akan tetapi secara umum, motivasi dibagi menjadi dua,
yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi berkaitan erat dalam proses
pembelajaran, agar tercipta suasana kegiatan belajar mengajar yang efektif yang
dapat mewujudkan hasil belajar yang memuaskan, diperlukan adanya
dorongan/motivasi dari dalam jiwa siswa. Dalam setiap perbuatan, manusia tentu
mempunyai tujuan yang berdasarkan motif tertentu. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan sebuah motivasi. Motivasi inilah yang mengaktifkan atau
memberi dorongan kepada manusia untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang
dapat memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai. Diantara faktor-faktor yang
mempermudah timbulnya motivasi belajar adalah Readines (Kesiapan), Incentive (Penghargaan),
dan Transfer.
Jika
dihubungkan dengan pengertian motivasi sebagai faktor yang menyebabkan
seseorang memulai dan melaksanakan aktivitas dengan baik dan penuh ketekunan,
maka Islam juga mengisyaratkan agar umatnya dalam melakukan aktifitas adalah
penuh tanggung jawab termasuk dalam proses belajar, hal ini terlihat dalam
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7-8
فَََمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَا لَ
ذَرَّةٍ خَيْرًايَرَهُ, وَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَا لَ ذَرَّةِشَرًّا يَرَهُ,
Artinya: ”Barang siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya pula”.
-A.
Machrany, Motivasi dan Disiplin Kerja (Jakarta: SIUP, 1998), h. 109.
-Oemar
Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.
158-159
-Alex
Sobur, Pesikologi Umum dalam Lintas Sejarah (Bandung: PustakaSetia,
2011), h. 267.
-Nana
Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2005), h. 61.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar