MAKALAH KELOMPOK 3
Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan Konseling
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Teknologi
Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling”
yang di ampu Ibu Wiwin Ariyanti, M.Pd.
Disusun
Oleh :
Novi Ria Ningsih 14130026
Uswatun Khasanah 14130043
Evendi Saputra 14130011
Rahmat Agil Prastiyo 14130032
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun
rohani sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri
mata kuliah Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling. dan tidak lupa Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai risalah bagi umat manusia seluruh alam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwin Ariyanti, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling di Fakultas
Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. dan tak lupa kepada orang tua dan teman-teman yang
sudah memberikan motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
halangan apapun.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.
Metro,
September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C.
Tujuan Penulis 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A.
Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan konseling Berbasis Program Pribadi- Sosial
....................................................... 2
B.
Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan Konseling Berbasis Bidang
Belajar....................................................................... 4..
C.
Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan Konseling Berbasis Bidang Karier . 7
BAB III PENUTUP
...................................................................................... 11
Simpulan .. 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat urgen/sangat penting
dalam upaya mendukung layanan BK yang lebih inovatif. Perkembangan TI yang
semakin canggih ini secara langsung dapat mendukung proses pemberian layanan BK
yang lebih kreatif, menarik dan inovatif. Layanan BK yang sifatnya inovatif
sudah tentunya dapat membangkitkan motivasi konseli untuk mengikuti layanan
dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai dengan baik. Misalnya penggunaan
video/film, gambar animasi dan sejensinya yang dapat dipergunakan sebagai
sarana penunjang pemecahan masalah konseling. Dengan demikian, keberadaan TI
sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja guru bimbingan dan konseling.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa analisis kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konseling
berbasis program pribadi- sosial ?
2.
Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konseling
Berbasis
bidang belajar ?
3.
Apa analisis Kebutuhan Teknologi Informasi dalam
bimbingan dan konseling
Berbasis
bidang karier ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui analisis kebutuhan Teknologi
Informasi dalam bimbingan dan konseling berbasis program pribadi- sosial.
2.
Untuk mengetahui analisis Kebutuhan Teknologi
Informasi dalam bimbingan dan konselingn Berbasis bidang belajar.
3.
Untuk mengetahui analisis Kebutuhan Teknologi
Informasi dalam bimbingan dan konseling Berbasis bidang karier.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan konseling Berbasis Program Pribadi- Sosial
Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada konselor
untuk menguasai teknologi komputer dan internet untuk kepentingan pemberian
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Identitas layanan bimbingan dan
konseling Menurut Handarini , menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan
dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan
informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan,
penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.
Pada layanan appraisal yang
merupakan kegiatan BK yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data
personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk memahami siswa dan
membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang dapat diterapkan pada
teknik testing dan non testing menggunakan komputer dan internet. Layanan informasi yang merupakan
kegiatan BK yngg bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan
mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari informasi (personal-sosial,
karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterakan yaitu self-initiated
information searching dengan menggunakan internet.
Layanan
konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi
self-understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic
relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal
development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah
cybercounseling. Layanan konsultasi yaitu
layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang
tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber
consultation. Layanan perencanaan,
penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan BK yang bertujuan untuk membantu
siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada.
Teknologi yang dapat diterapkan yaitu Komputerized self information dan
internet.
Adapun potensi penggunaan teknologi komputer dan
internet untuk bimbingan dan konseling menurut Cabanis yaitu, terdapat 8
potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis
non internet untuk bimbingan dan konseling. Potensi teknologi komputer berbasis
internet yang dapat digunakan untuk bimbingan dan konseling yaitu :
a.
Email atau Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening,
client atau therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring
inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien,
referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional
b.
Website atau Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan,
diseminasi informasi, dan publikasi.
c. Komputer
konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan
rumah, refeal, dan konsultasi.
d. Sistem
bulletin board/ listservs / newsgroup
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih
tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e. Simulasi
terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan
kompetensi.
f. Pangkalan
data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi
bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian
dan analisis.
g. Chat Rooms /
Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu
diri sendiri dan asesment / pengukuran.
h. Software
berbasis internet
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian,
bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
B. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan Konseling Berbasis Bidang Belajar
Dalam proses belajar mengajar ada dua unsur yang sangat penting dalam
menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, yakni metode mengajar dan media
pembelajaran. Metode mengajar yang dipilih akan menentukan jenis media
pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini sama dengan apa yang disampaikan
Arsyad bahwa “Jenis media pembelajaran selain ditentukan oleh metode pengajaran
juga dipengaruhi oleh tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
dari siswa”. Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang saat ini kita telah
dikenalkan dengan banyak tentang aplikasi-aplikasi media pembelajaran berbasis
TIK, mulai dari penggunaan media internet (website), aplikasi belajar, kamus
elektronik, media flash, film/video dan lain sebagainya hinga yang paling
sering dijumpai yaitu power point.
Berbicara tentang penggunaan TIK sebagai media layanan dalam bimbingan dan
konseling tidak jauh beda dengan TIK sebagai media pembelajaran pada umumnya
yaitu tentang bagaimana seorang tanaga pendidik dalam memanfaatkan media TIK
sebagai fasilitas dalam pengoptimalan tujuan dan program layanan yang ada. Hal
ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Wahidin (2009:5) tentang fungsi TIK
dalam pembelajaran yaitu : “agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat
teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan
dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya
sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan
eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di
lingkungannya.
”Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan
tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling. Seperti halnya yang telah
kita ketahui bahwa model pendekatan baru cybercounceling mulai sering diminati
oleh para praktisi bimbingan dan konseling baik disekolah atau di luar sekolah.
Berdasarkan hal diatas maka TIK bagi dunia bimbingan dan konseling adalah
tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program-progam
pendidikan dan layanan yang ada. Hal tersebut senada dengan apa yang
disampaikan oleh Susanto bahwa “Dalam bimbingan dan konseling, teknologi
informasi dan komunikasi merupakan media dalam pelaksanaan program layanan
bukan tujuan layanan, maka pemanfaatannya hanya sebagai media untuk melakukan
pendekatan-pendekatan, pemberian informasi, promosi, konsultasi dan masih
banyak lagi”.
Teknologi interaktif ini memberikan katalis bagi perubahan mendasar
terhadap peran guru dari informasi ke tranformasi. Penerapan TIK menjadi
fasilitator yang utama sebagai pemerata dunia pendidikan, dan tentunya
memperkaya wawasan siswa secara lebih kompleks. Dalam dunia bimbingan dan
konseling penggunaan media dalam pemberian layanan dirasa lebih efektif dan
menarik bagi siswa sehingga ketercapaian layanan dirasakan lebih optimal,
karena dengan berbasis TIK berbagai tampilan layanan dapat diperoleh dan
dibermanfaatkan dengan lebih baik seperti media flash, ebook, artikel internet
dan tentunya masih banyak aplikasi TIK lainnya. Dengan begitu baik guru
pembimbing maupun siswa nantinya dapat memperoleh dan memanfaatkan segala media
yang ada dalam mencapai tujuan layanan yang diinginkan.
Fungsi dari penggunaan TIK dalam dunia pembelajaran atau layanan bimbingan
dan konseling akan melihat dari dibermaanfaatkannya untuk apakah perkembangan
dari TIK itu sendiri. Seperti halnya apa yang disampaikan Koesnandar bahwa
fungsi dari TIK dapat dibagi menjadi 3 hal yaitu :
1.
TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa
referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas
TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi
pendidikan, dll.
2.
TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat
bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu
interkasi antara guru dengan siswa.
3.
TIK sebagai fasilitas pendidikan, TIK di sekolah dapat
berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia,
papan elektronik, dll.
Pendapat
yang lain disampaikan oleh Siahaan. Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa
pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran
karena potensinya antara lain:
1.
membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan
sistem peredaran darah;
2.
membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke
dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub
selatan
3.
menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar,
candi borobudur;
4.
menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti: mikro organisme;
5.
mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan
slow motion atau time-lapse photograhy;
6.
memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya;
7.
memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman
belajar siswa;
8.
membangkitkan motivasi belajar siswa;
9.
menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat,
berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan;
atau
10. menyajikan
pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang
sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja maupun
ruang di mana saja).
Melihat kedua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan Teknologi
informasi dan komunikasi atau TIK dalam dunia pendidikan baik itu pembelajaran
kelas maupun layanan bimbingan dan konseling akan dapat membantu mempermudah
dan memaksimalkan pembelajaran atau layanan yang ada. Kebermanfaat TIK tidak
hanya akan dirasakan oleh murid malainkan oleh guru dan seluruh komponen di
sekolah.
C. Analisis Kebutuhan Teknologi Informasi Dalam Bimbingan
dan Konseling Berbasis Bidang Karier
Komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor
dalam proses konseling. Pelling (2002) menyatakan bahwa penggunaan komputer
(internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir
sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat
memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat
banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi
lanjut atau pilihan karirnya.
Manfaat
penggunaan komputer (internet) adalah:
1.
Pemanfaatan internet untuk survei, studi eksplorasi,
mencari data, informasi atau dokumen elektronik yang berharga, dll.
2.
Pemakaian email dan messaging dengan memperhatikan
etika.
3.
Publikasi pengumuman, makalah, materi ajar, program
aplikasi gratis, data, dll. yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat luas pada
situs web (website).
4.
Penyelenggaraan kompetisi ilmiah, seni, ketangkasan
secara on line yang bernilai positif bagi masyarakat luas.
Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai data yang
dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam Pelling 2002;
Hohenshill, 2000). Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah
data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan,
karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga
kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah. Sebagai
contoh, saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan
tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi
saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada
kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang
didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan. Sampsons
(2000) mengungkapkan bahwa fasilitas di internet dapat dapat dipergunakan untuk
melakukan testing bagi siswa. Tentu saja hal ini harus didasari pada kebutuhan
siswa. Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan
memiliki beberapa keuntungan seperti yang dinyatakan oleh Baggerly sebagai
berikut:
1.
Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan
keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi
lebih menarik;
2.
Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang
berhubungan dengan kebutuhan siswa;
3.
Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan
bijaksana terhadap materi yang diberikan;
4.
Akan memunculkan respon yang positif terhadap
penggunaan email;
5.
Tidak akan menimbulkan kebosanan;
6.
Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya
melalui website; dan
7.
Terdapat pengaturan yang baik
Selain penggunaan internet seperti yang telah diuraikan di atas, dapat dipergunakan
pula software seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu
konselor dalam menyambaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor
dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya
agar bahan layanannya tidak membosankan. Program software power point
memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni
dalam bahan layanan informasi.
Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan
yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan
suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program power point. Melalui
fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas
power point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar yang disajikan melalui program power point tidak statis
seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan
gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert
gambar-gambar yang ada di sebuah film. Media lain yang dapat dipergunakan dalam
proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player.
Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan
perilaku-perilaku tertentu.
Perilaku-perilaku yang tampak pada tayangan tersebut dipergunakan oleh
konselor untuk merubah perilaku klien yang tidak diinginkan (Alssid & Hitchinson,
1977; Ivey, 1971, dalam Baggerly 2002). Dalam proses pendidikan konselor pun,
penggunaan video modeling ini juga dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan
dan prinsip konseling yang akan dikembangkan bagi calon konselor (Koch &
Dollarhide, 2000, dalam Baggerly, 2002).
Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan
arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film.
Hal ini sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut
ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film
selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan
terhadap apa yang telah mereka lihat.
Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien
berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku
klien atau siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem teknologi informasi saat ini
telah berkembang dengan sangat pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan
kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi tersebut, manusia dengan mudah dapat mengakses informasi dari belahan
dunia manapun dengan sangat cepat sehingga kebutuhan manusiapun menjadi semakin
cepat terpenuhi. Kemajuan teknologi informasi tersebut juga sangat bermanfaat
dalam bidang pendidikan. Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam
pendidikan juga merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut.
Aplikasi yang sangat nyata adalah
proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka,
melainkan bisa dengan menggunakan media informasi baik itu telepon maupun
internet. tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak sekali hambatan yang
menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah
sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan
teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada konselor maupun
kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama memanfaatkan media
teknologi informasi yang sudah maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Asosiasi Bimbingan dan Konseling. (2008). Penataan Pendidikan
Profesional
Konselor Dan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Jalur
Pendidikan Formal. Bandung: ABKIN.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002). E-education:
Konsep, Teknologi dan
Aplikasi Internet Pendidikan. Jogyakarta: Andi.
Setiawan, W. (2009). Pengantar Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Bandung:
UPI PRESS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar